Berpegang
pada teori pak Ciputra bahwa Entrepreneur adalah calculated risk taker,
pak Teddy menuraikan 3 hal untuk menghadapi resiko, yang akan diuraikan
lebih detail :
1.Pengertian Resiko
2.Jenis-jenis Resiko
3.Proses Resiko.
I.PENGERTIAN Resiko secara garis besar :
a.Kerugian yang tidak diharapkan
b.Penyimpangan dari yang diharapkan
c.Kejadian yang tidak menguntungkan.
Satu
statement menarik yang digaris bawahi adalah : “Menghindari resiko
bukanlah suatu jawaban, tetapi mengambil resiko tanpa perhitungan/
persiapan matang juga suatu hal yang konyol”. Saya setuju, bahwa
sebaiknya kita bersemangat menjalankan bisnis, tapi dengan persiapan
yang matang.
Untuk itu, perlu KENALI, HADAPI, PERHITUNGKAN resiko, kemudian UBAHlah resiko menjadi KEUNTUNGAN.
II. JENIS-JENIS Resiko ada 6 :
1.Resiko Murni : Kemungkinan kerugian ada, kemungkinan keuntungan tidak ada. Cotoh :
a. Resiko Aset fisik. Misalnya : Kebakaran, Kecelakaan, Banjir. Sebagai contoh, ‘Gedung/ bangunan’ sebagai Eksposure (=sumber resiko), dan peristiwa ‘Kebakaran’ sebagai Peril. Antisipasinya adalah mengasuransikan bangunan tempat berusaha.
b.Resiko Karyawan : Kecelakaan karyawan, yang berpengaruh pada proses produksi, jadi rugi.
c. Resiko Legal : perselisihan dengan perusahaan lain (resiko kontrak).
2.Resiko
Spekulatif : Kemungkinan terjadinya kerugian ada, kemungkinan
terjadinya keuntungan juga ada. Potensi kerugian dan keuntungan menjadi
bahan analisis. Contoh resiko usaha dalam bisnis :
a.Resiko Pasar : Pergerakan harga pasar, mis. Harga turun.
b.Resiko Kredit : pihak ke 3 gagal memenuhi kewajiban
c.Risiko Likuiditas : tidak bisa memenuhi kebutuhan kas, hingga mengganggu pasar.
d.Resiko
Operasional : kegiatan operasional tidak berjalan lancar dan
mengakibatkan kerugian, kegagalan system. Mis. Virus komputer, pencurian
barang, human error dan kurang sempurnanya prosedur.
3.Resiko Statis : Resiko yang muncul dari kondisi keseimbangan tertentu. Contoh kena petir karena kondisi alam.
4.
Resiko Dinamis : Resiko yang muncul dari perubahan kondisi tertentu.
Contoh : Perubahan kondisi ekonomi masyarakat dan perkembangan teknologi
yang memunculkan resiko baru.
5. Resiko Obyektif : Resiko yang didasarkan pada observasi yang obyektif (dengan penelitian, observasi).
6. Resiko Subyektif : Resiko yang didasarkan pada penilaian subyektif.
III Proses Manajemen Resiko dibagi menjadi 3 :
1.Identifikasi
a.Banyak teknik. Contoh analisis sekuen terjadinya resiko. Misalnya api à kompor (eksposure) à kebakaran (peril) à kerugian.
b.Melihat karakteristik bisnis, misalnya bank akan menghadapi resiko kredit (karena pembayaran hutang tidak lancar)
c.Bank yang aktif memperdagangkan sekuritas akan menghadapi resiko pasar (instrumen yang dipegang turun nilai pasarnya).
2.Evaluasi dan Pengukuran Resiko. Ini bisa digunakan untuk melakukan prioritasi resiko.
a.Pelajari karakteristik resiko, misalnya pabrik dengan bangunan bisa terbakar.
b.Lakukan pengukuran terhadap resiko (mempertimbangkan besar-kecilnya resiko)
c.Mengukur dampak resiko tersebut terhadap organisasi.
Contoh-contoh teknik pengukuran resiko :
-Probabilitas
-Value at risk (VAR)
-Metode durasi
-Matricks severity dan frekuensi
-Standar deviasi
-Credit metrics
-Tabel kematian
Bagaimana mengelola resiko :
-Penghindaran
: Bisa dihindari (tidak jadi berbisnis) Tapi cara ini tidak optimal.
Mau tidak mau harus menghadapi resiko dan mengelola resiko.
-Ditahan
(Retention), contoh : seseorang yang tidak mengasuransikan kendaraannya
harus menahan resiko kecelakaan setiap kali ketika berkendara.
-Diversifikasi : misalnya membuka usaha toko es ketika musim panas, dan usaha sewa payung ketika musim hujan.
-Transfer resiko : misalnya dengan membeli asuransi kebakaran untuk melindungi bangunan tempat usaha.
-Pengendalian
Resiko (Risk Control) : Untuk mencegah atau menurunkan probabilitas
resiko, misalnya memasang alarm asap di bangunan kita, tabung pemadam
kebakaran, dsb.
-Pendanaan
Resiko (Risk Financing) : Bagaimana mendanai kerugian yang terjadi jika
suatu resiko muncul, apakah dari asuransi atau menggunakan dana
cadangan.
Dalam ulasan terakhirnya tentang “MENGIDENTIFIKASI PELUANG DARI PELANGGAN UNTUK BERTUMBUH (4), Pak Antonius Tanan
melanjutkan analogi tentang kisah sukses “Joko si pedagang kantin
Pansel”, dengan memberikan tema tentang Verifikasi dan Kesimpulan.
Untuk mengendalikan resiko, ada 3 hal yang perlu dicermati : VIP
Và
Verifikasi, yaitu menguji dan memastikan supaya di lapangan bisa sesuai
dengan harapan. Misalnya : Menu-menu baru dibuat, dicoba, ditest supaya
mirip atau lebih enak. Untuk mengurasngi resiko kegagalan, bisa juga
dengan belajar langsung dari sang ahli masak.
Ià
Ikut sertakan pihak lain, untuk mengurangi resiko persediaan barang.
Misalnya dengan mengundang komunitas pansel menjadi pemasok, sekaligus
membangun relasi baik, sekaligus berbagi keuntungan.
Pà Pemesanan dan Pembayaran dimuka. Misalnya dengan menawarkan diskon 10% setiap berbelanja, tetapi sudah ada deposit sebelumnya.
Kesimpulan :
PANDUAN UTAMA 3 KATA KUNCI ALAT BANTU
Pelanggan adalah PELUANG A B B A Sumber INFORMASI (Amati, Bertanya, Berdiskusi, Analisa)
INSPIRASI & INOVASI TAKUTIRUKO INOVASI (Tambahkan, Kurangkan, Tiru, Ubah, Kombinasi) DR Ir Ciputra RISIKO V I P MENINGKATKAN PROFIT DAN KAPASITAS USAHA – NUR AGUSTINUS
Ada 3 hal yang bisa mendongkrak usaha kita :
1.Network : Siapa saja yang kita kenal.
2.Modal : untuk investasi
3.Teknologi : untuk memudahkan pekerjaan, dan untuk meningkatkan produktifitas.
Ada 3 hal untuk meningkatkan keuntungan :
1.Naikkan harga
2.Efisiensi (hemat)
3. Menjual lebih banyak.
Dari rumus sederhana : PROFIT = REVENUE – COST
(Pendapatan) (Biaya)
Perusahaan yang mendapatkan profit punya peluang untuk bertumbuh.
Ada 3 cara yang perlu diperhatikan untuk MENGEMBANGKAN USAHA :
1.Perbanyak jumlah pelangGAN
2. Tingkatkan frekuensi pembelian
3.Tingkatkan unit barang yang dijual
Hal
itu tidak lepas dari sumber daya manusianya. Supaya sebuah usaha bisa
lebih besar lagi, perlu dilakukan 5 hal sebagai berikut :
1. Tingkatkan kapasitas usaha yang dimiliki. Misalnya gerobak motor bisa mengangkut 50 bungkus nasi à tingkatkan menjadi 200 bungkus.
1. Tingkatkan kapasitas usaha yang dimiliki. Misalnya gerobak motor bisa mengangkut 50 bungkus nasi à tingkatkan menjadi 200 bungkus.
2. Buat hal-hal yang bisa menarik pelanggan
3.Upgrade pelanggan usaha
4. Tingkatkan moral kerja internal (perlu bersama-sama, leadership sangat penting)
5. Jual aneka produk lain atau jika perlu buka usaha baru.
Demikian jurnal refleksi saya, ulasan dari para pengajar begitu bermanfaat dalam menambah wawasan saya. Terimakasih.
Salam Entrepreneur,
Nani
0 komentar:
Posting Komentar