Senin, 10 November 2014

Jurnal Refleksi 5 Risk Management - by Nani Kartini

Teddy Saputra dalam 3 sesi ulasannya tentang RISK MANAGEMENT menjelaskan, bahwa yang bisa menjadi entrepreneur adalah mereka yang siap turun ke lorong ketidakpastian dan lorong ketidakjelasan, namun mereka memiliki tekad yang kuat untuk mencapai tingginya puncak kesuksesan.
Berpegang pada teori pak Ciputra bahwa Entrepreneur adalah calculated risk taker, pak Teddy menuraikan 3 hal untuk menghadapi resiko, yang akan diuraikan lebih detail :
1.Pengertian Resiko
2.Jenis-jenis Resiko
3.Proses Resiko.
I.PENGERTIAN Resiko secara garis besar :
a.Kerugian yang tidak diharapkan
b.Penyimpangan dari yang diharapkan
c.Kejadian yang tidak menguntungkan.
Satu statement menarik yang digaris bawahi adalah : “Menghindari resiko bukanlah suatu jawaban, tetapi mengambil resiko tanpa perhitungan/ persiapan matang juga suatu hal yang konyol”. Saya setuju, bahwa sebaiknya kita bersemangat menjalankan bisnis, tapi dengan persiapan yang matang.
Untuk itu, perlu KENALI, HADAPI, PERHITUNGKAN resiko, kemudian UBAHlah resiko menjadi KEUNTUNGAN.
II. JENIS-JENIS Resiko ada 6 :
1.Resiko Murni : Kemungkinan kerugian ada, kemungkinan keuntungan tidak ada.  Cotoh :
a. Resiko Aset fisik. Misalnya : Kebakaran, Kecelakaan, Banjir. Sebagai contoh, ‘Gedung/ bangunan’ sebagai Eksposure (=sumber resiko), dan peristiwa ‘Kebakaran’ sebagai Peril. Antisipasinya adalah mengasuransikan bangunan tempat berusaha.
b.Resiko Karyawan : Kecelakaan karyawan, yang berpengaruh pada proses produksi, jadi rugi.
c. Resiko Legal : perselisihan dengan perusahaan lain (resiko kontrak).
2.Resiko Spekulatif : Kemungkinan terjadinya kerugian ada, kemungkinan terjadinya keuntungan juga ada. Potensi kerugian dan keuntungan menjadi bahan analisis. Contoh resiko usaha dalam bisnis :
a.Resiko Pasar : Pergerakan harga pasar, mis. Harga turun.
b.Resiko Kredit : pihak ke  3 gagal memenuhi kewajiban
c.Risiko Likuiditas : tidak bisa memenuhi kebutuhan kas, hingga mengganggu pasar.
d.Resiko Operasional : kegiatan operasional tidak berjalan lancar dan mengakibatkan kerugian, kegagalan system. Mis. Virus komputer, pencurian barang, human error dan kurang sempurnanya prosedur.
3.Resiko Statis : Resiko yang muncul dari kondisi keseimbangan tertentu. Contoh kena petir karena kondisi alam.
4. Resiko Dinamis : Resiko yang muncul dari perubahan kondisi tertentu. Contoh : Perubahan kondisi ekonomi masyarakat dan perkembangan teknologi yang memunculkan resiko baru.
5. Resiko Obyektif : Resiko yang didasarkan pada observasi yang obyektif (dengan penelitian, observasi).
6. Resiko Subyektif : Resiko yang didasarkan pada penilaian subyektif.
III Proses Manajemen Resiko dibagi menjadi 3 :
1.Identifikasi
a.Banyak teknik. Contoh analisis sekuen terjadinya resiko. Misalnya api à kompor (eksposure) à kebakaran (peril) à kerugian.
b.Melihat karakteristik bisnis, misalnya bank akan menghadapi resiko kredit (karena pembayaran hutang tidak lancar)
c.Bank yang aktif memperdagangkan sekuritas akan menghadapi resiko pasar (instrumen yang dipegang turun nilai pasarnya).
2.Evaluasi dan Pengukuran Resiko. Ini bisa digunakan untuk melakukan prioritasi resiko.
a.Pelajari karakteristik resiko, misalnya pabrik dengan bangunan bisa terbakar.
b.Lakukan pengukuran terhadap resiko (mempertimbangkan besar-kecilnya resiko)
c.Mengukur dampak resiko tersebut terhadap organisasi.
Contoh-contoh teknik pengukuran resiko :
-Probabilitas
-Value at risk (VAR)
-Metode durasi
-Matricks severity dan frekuensi
-Standar deviasi
-Credit metrics
-Tabel kematian
Bagaimana mengelola resiko :
-Penghindaran : Bisa dihindari (tidak jadi berbisnis) Tapi cara ini tidak optimal. Mau tidak mau harus menghadapi resiko dan mengelola resiko.
-Ditahan (Retention), contoh : seseorang yang tidak mengasuransikan kendaraannya harus menahan resiko kecelakaan setiap kali ketika berkendara.
-Diversifikasi : misalnya membuka usaha toko es ketika musim panas, dan usaha sewa payung ketika musim hujan.
-Transfer resiko : misalnya dengan membeli asuransi kebakaran untuk melindungi bangunan tempat usaha.
-Pengendalian Resiko (Risk Control) : Untuk mencegah atau menurunkan probabilitas resiko, misalnya memasang alarm asap di bangunan kita, tabung pemadam kebakaran, dsb.
-Pendanaan Resiko (Risk Financing) : Bagaimana mendanai kerugian yang terjadi jika suatu resiko muncul, apakah dari asuransi atau menggunakan dana cadangan.
Dalam ulasan terakhirnya tentang “MENGIDENTIFIKASI PELUANG DARI PELANGGAN UNTUK BERTUMBUH (4), Pak Antonius Tanan melanjutkan analogi tentang kisah sukses “Joko si pedagang kantin Pansel”, dengan memberikan tema tentang Verifikasi dan Kesimpulan.
Untuk mengendalikan resiko, ada 3 hal yang perlu dicermati : VIP
Và Verifikasi, yaitu menguji dan memastikan supaya di lapangan bisa sesuai dengan harapan. Misalnya : Menu-menu baru dibuat, dicoba, ditest supaya mirip atau lebih enak. Untuk mengurasngi resiko kegagalan, bisa juga dengan belajar langsung dari sang ahli masak.
Ià Ikut sertakan pihak lain, untuk mengurangi resiko persediaan barang. Misalnya dengan mengundang komunitas pansel menjadi pemasok, sekaligus membangun relasi baik, sekaligus berbagi keuntungan.
Pà Pemesanan dan Pembayaran dimuka. Misalnya dengan menawarkan diskon 10% setiap berbelanja, tetapi sudah ada deposit sebelumnya.
Kesimpulan :
PANDUAN UTAMA 3 KATA KUNCI ALAT BANTU
Pelanggan adalah PELUANG A B B A Sumber INFORMASI (Amati, Bertanya, Berdiskusi, Analisa)
INSPIRASI & INOVASI TAKUTIRUKO INOVASI (Tambahkan, Kurangkan, Tiru, Ubah, Kombinasi) DR Ir Ciputra RISIKO V I P MENINGKATKAN  PROFIT  DAN KAPASITAS USAHA – NUR AGUSTINUS
Ada 3 hal yang bisa mendongkrak usaha kita :
1.Network : Siapa saja yang kita kenal.
2.Modal : untuk investasi
3.Teknologi : untuk memudahkan pekerjaan, dan untuk meningkatkan produktifitas.
Ada 3 hal untuk meningkatkan keuntungan :
1.Naikkan harga
2.Efisiensi (hemat)
3. Menjual lebih banyak.
Dari rumus sederhana : PROFIT = REVENUE – COST
                                                        (Pendapatan)   (Biaya)
Perusahaan yang mendapatkan profit punya peluang untuk bertumbuh.
Ada 3 cara yang perlu diperhatikan untuk MENGEMBANGKAN USAHA :
1.Perbanyak jumlah pelangGAN
2. Tingkatkan frekuensi pembelian
3.Tingkatkan unit barang yang dijual
Hal itu tidak lepas dari sumber daya manusianya. Supaya sebuah usaha bisa lebih besar lagi, perlu dilakukan 5 hal sebagai berikut :
1. Tingkatkan kapasitas usaha yang dimiliki. Misalnya gerobak motor bisa mengangkut 50 bungkus nasi à tingkatkan menjadi 200 bungkus.
2. Buat hal-hal yang bisa menarik pelanggan
3.Upgrade pelanggan usaha
4. Tingkatkan moral kerja internal (perlu bersama-sama, leadership sangat penting)
5. Jual aneka produk lain atau jika perlu buka usaha baru.
Demikian jurnal refleksi saya, ulasan dari para pengajar begitu bermanfaat dalam menambah wawasan saya. Terimakasih.
Salam Entrepreneur,
Nani

0 komentar:

Posting Komentar