Pak Ciputra
dalam materinya “Membangun Bisnis Global”, menyampaikan bahwa untuk
bisa bersaing di luar negeri harus bisa menjadi leader/ icon di dalam
negeri dahulu. Dengan berbekal pengalaman yang cukup di dalam negeri,
maka akan menjadi modal yang baik untuk mengembangkannya di skala
global.
Saya sangat terkesan dengan uraian pak Sudhamek AWS
dalam materinya “From Success to Significant”. Beliau mengawali
bahasannya dengan menyadur pendapat Schumpeter : Ekonomi suatu negara
akan maju apabila salah satunya :
1.Lahir para entrepreneur-entrepreneur.
2.Dibangunnya sebuah system yang bisa mendorong kreatifitas dan inovasi.
3.Inovasi sebagai kunci utama, ada 2 macam :
a. Dari dalam, misalnya pemikiran seseorang
b.Dari luar, misalnya output dari bekerjanya sebuah system.
Menurut pak Sudhamek, yang disebut Inovasi adalah :
Inovation : Invention + Commercialization + Idealization + Process + Strategy
Contoh : Temuan pesawat supersonik, apa bila tidak dikomersilkan tidak akan berguna dan tidak akan dikenal.
Contoh
nyata : bisnis minuman (Jelly drink) yang berhasil diterima pasar.
Sebagai pemain baru, pak Sudhamek jeli melihat peluang bisnis tersebut,
karena belum ada usaha sejenis di pasar, lalu ditambahkan
ingredient tertentu, ditambahkan juga pakaging yang berbeda. Dengan
menambahkan idealisme, proses dan strategi tertentu, akhirnya minuman
tersebut bisa diterima konsumen
Selanjutnya
sehubungan dengan prinsip ekonomi : “Dengan pengorbanan yang
sekecil-kecilnya, akan mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya”. Beliau
mengembangkannya dengan prinsip sebagai berikut :
-Dengang pengorbanan sekecil-kecilnya akan mendapatkan hasil tertentu.
-Dan dengan pengorbanan tertentu, akan mendapatkan hasil sebesar-besarnya.
Dengan alasan kalau hanya berorientasi pada profit semata, maka manusia suatu saat akan menjadi “ecomomic animal”.
Teori lainnya dari pak Sudhamek yang sangat menarik tentang kebahagiaan :
Happiness : Total Possession (Milik) / Desire (Keinginan)
Semakin
banyak yang kita miliki (Possession) namun dibarengi dengan keinginan
yang semakin sedikit (Desire), maka tingkat kebahagiaan (happiness) akan
semakin besar. Sangat fantastis menurut saya!
Dalam
menjalankan suatu bisnis, mencari profit bukanlah sebagai tujuan akhir.
Bisnis adalah sekedar sarana untuk mengisi kehidupan kita supaya lebih
bermakna : From Success to Significant à Dari Keberhasilan menuju ke Kebermaknaan.
Kita baru bisa dikatakan bermakna kalau bisnis kita bisa berfaedah bagi banyak orang (Falsafah jawa yang dianut pak Sudhamek : Urip iku Urup).
Jika sudah sampai pada tahapan tersebut, maka energi akan mengalir
dengan sendirinya. Kita tidak akan pernah merasa lelah dalam
mengembangkan bisnis, bukan karena keserakahan untuk mengejar profit
atau monopolistik, tetapi karena ada tujuan yang lebih mulia. Kalau kita
sudah punya nilai-nilai luhur demikian, maka hal itulah yang membedakan
seorang entrepreneur dengan seorang saudagar/pedagang semata.
Idealnya, + kaya + bahagia, bukan + kaya + menderita, apalagi + kekurangan + menderita, jangan sampai seperti itu.
Selanjutnya saudari Inge Gunawan menyampaikan materi “Global Entrepreneurship & Scale-up your business.
Bahwa
globalisasi tidak dapat dicegah lagi, seperti kita bisa lihat dari
banyaknya counter-counter barang asing yang bisa dibuka di pusat-pusat
perbelanjaan dengan sangat mudah.
Ada 3 cara untuk mencapai globalisasi :
1.Dengan cara eksport : tahapannya : start up à scale up à export.
Macam-macam cara export :
a.Via website /facebook/internet à menjual barang secara online, dan dengan cara pembayaran sangat simpel.
b. Via LCL/ FCL : dengan pinjam nama perusahaan lain, sangat mudah
2. MNC (Multi National Company) à sangat berpeluang memasukkan barang-barang ke carrefour/hypermart, atau hotel berbintang.
3.Franchise :tahapannya : start up à scale up à Franchise.
Bu
Inge Gunawan selanjutnya memberikan beberapa contoh mentoring bisnis
mahasiswa yang berusaha dari awal 1 usaha hingga mempunyai beberapa
outlet, sebagai berikut :
a.Business
F&B yang menjadi passion sang mahasiswa, yaitu frozen food
vegetarian sehat alami, dengan 3 varian rasa : bukan ayam, bukan sapi,
bukan kikil. Usaha yang digawangi oleh 5 anggota dan didirikan tanggal
18 – 2 – 2012 tersebut semula dipasarkan door to door, saat ini sudah
bisa memasarkan produknya ke salah satu hotel, yang saat ini menjadi
ciri khas hotel tersebut.
Kendala :
1. Package mudah rusak. 2. Konsumen semula pesimis dengan produknya,
meragukan kualitas rasa. 3. Ijin dari dinas kesehatan (PRT)
berbelit-belit, karena produk tersebut sangat baru, sehingga dianggap
kurang baik dipasarkan.
Mereka
bangkit, dengan membuat packaging baru dari plastik food grade, dan
akhirnya mendapat penghargaan dari Ciputra WS. Setelah mendapat ijin
dari PRT, akhirnya mereka bisa memasarkan produknya ke beberapa hotel
dan rumah sakit di Surabaya.
Bangga : Punya usaha bisnis di usia muda.
Pesan : Jangan putus asa, jika mengalami kegagalan bisa dijadikan pengalaman.
Moto meraih sukses : Selalu berpikir out of the box, kreatif, inovatif.
b.Sumber daya hasil laut, seperti ikan asin, dan rumput laut dan beberapa produk laut yang lain. Melalui pameran di Kualalumpur, Malaysia, dengan thapan diskusi à diundang makan makam à mencapai kesepakatan à akhirnya mendapat pelanggan tetap (buyer international).
Saat
ini mereka sudah mempunyai pertanian rumput laut di Madura, Situbondo.
Usaha mereka ini memukul para tengkulak, karena mereka mengambil hasil
laut dari para nelayan dengan harga cash, tidak seperti para tengkulak
yang membayar murah dengan sistem ijon.
Selanjutnya mereka punya lahan sendiri, dan membuka cabang baru untuk difranchise.
c.
Contoh ketiga yaitu kisah sukses para mahasiswa Universitas Ciputra
yang ketiga adalah Pentol Arcip (Arek Ciputra) yang sukses membuka 17
outlet di 3 kota dalam waktu hanya 20 bulan, berdiri sejak 12 – 2 –
2012.
Peluang pasar : tradisional, dari bahan-bahan berkualitas. Varian : pentol isi keju dan udah.
Kendala
: 1. Minim modal (modal dengkul); 2. Kurang mendapat support orang tua;
3. Begadang demi menyelesaikan bisnis plan; 4. Susah mendapatkan
pegawai yang kompeten; 5. Produknya dianggap remeh.
Kebanggaan
: 1. Menjadi top 5 dari 30 bisnis entrepreneur ; 2. Mendapat award dari
Universitas Ciputra; 3. Bisa berbagi ilmu dengan SMA Muhammadiyah; 4.
Kalau dulu menawarkan franchise pentol arcip, sekarang orang yang
mencari franchise; 5. Mulai dikenal masyarakat.
Pesan : Teruslah berusaha, jangan menyerah.
Moto : “Aku pasti sukses, kalau tidak sukses pasti bukan aku”
Perpegang pada teori efektuasi “bird in hand”, terbukti mereka bisa mengembangkan bisnis dengan sukses di usia muda.
Entrepreneur Journey : Ciputra.
Tak
terasa 30 tahun berkarya berlalu begitu cepat. Dengan memberi aspirasi
kepada anak-anak beliau untuk menjadi entrepreneur-khususnya di bidang
property. Yang pertama didirikan di Citra Garden.
Kunci sukses berbisnis di Ciputra Group :
-To be successful and sustainable;
-Banyak ditopang oleh SDM-SDM yang unggul;
-Selalu menekankan nilai-nilai INTEGRITAS, PROFESIONALISME, & ENTREPRENEURSHIP.
-Didukung oleh para profesional dengan komitmen dan dedikasi tinggi;
-Pengalaman menjadi bekal untuk meningkatkan kinerja;
-Membuat inovasi-inovasi baru untuk mencapai kemandirian, setiap projek mandiri secara finansial;
-100% Komitmen;
-Menyediakan kemudahan dan fasilitas;
-Membangun kota berarti membangun kehidupan;
-Creating world entrepreneur;
-Memiliki Ciputra Art preneur center
-Pendidikan berbasis entrepreneur (dari TK – Perguruan tinggi).
Manajemen Perubahan – Nur Agustinus
Bahwa setiap pertumbuhan pasti butuh perubahan.
Mengibaratkan
roda berputar dengan hamster/tikus putih didalamnya, maka seperti kita
bekerja pada suatu perusahaan, walaupun bekerja sangat giat, tapi kita
tidak pernah benar-benar bertumbuh (5-10%).
Atau berkaca pada teori Albert Einstein : Insanity : Doing the same thing over and over again and expecting different result
Cara
terbaik adalah segera keluar dari roda berputar itu, supaya bisa
lakukan ‘perjalanan’ yang lain, untuk membuat terobosan perubahan.
Ada 3 tahapan untuk perubahan :
1.Dimana posisi start;
2.Tentukan tempat yang kita tuju;
3.Hal-hal apa yang diperlukan untuk bisa sampai kesana.
Menurut Kurt Lewin, ada 3 hal yang harus dilakukan :
1.Unfreeze : Cairkan system yang selama ini kurang efektif (untuk perusahaan yang sudah berjalan);
2. Lakukan Perubahan;
3. Refreeze (dibekukan kembali) à budaya baru yang telah dilembagakan, digunakan untuk mencapai tujuan.
Ada 3 perubahan yang bisa kita lakukan :
1.ISI organisasi (struktur, strategi, proses bisnis, teknologi, budaya, product, jasa yang diberikan);
2.MANUSIA à menjadi lebih berinisiatif, berusaha lebih baik lagi. Artinya perilaku dan dinamika budayanya yang diubah. Poin ini yang paling sulit, karena mengelola manusia tidak mudah.
Bisa
dilakukan dengan beragam cara , misalnya : dengan memasang
artefak-artefak, simbol-simbol, gambar-gambar, tulisan-tulisan, ditempel
di dinding untuk memotivasi à dengan harapan bisa membuat budaya berubah.
3.PROSES/ prosedur à lebih kepada perencanaan, mendesain, mengimplementasi perkerjaan.
Ada 7 macam hambatan yang bisa membuat perubahan SULIT dilakukan :
1.Sikap tidak peduli (ignorance) à saya tidak tahu;
2.Rejection (penolakan) à saya tidak butuh;
3.Inability (ketika perusahaan membutuhkan untuk melakukan yang lebih baik) à saya tidak bisa;
4.Pesimism à pasti tidak berhasil;
5.Complication / merasa terlalu berat;
6.Apathy (apatis)
7.Undermine à paling untungnya bukan buat kita, paling buat pemilik.
Untuk itu diperlukan langkah-langkah untuk melakukan perubahan. Rumus perubahan dari Gleicher, Bechard, Harris à D x V x F > R
D = Dissatisfaction (ketidakpuasan)
V = Vision
F = First step
R = Resistance of Change
Bagaimana membuat supaya perubahan BERHASIL?
Menurut John P Kotter ada 8 langkah-langkah, sebagai berikut :
1.Membangun urgensi (Establish a sense of urgency) à perlu membuat orang yakin bahwa kita perlu keluar dari zona nyaman;
2.Create a guiding coalition (bentuk koalisi pimpinan yang kuat).
Meskipun kecil, suatu usaha biasanya dibagi menjadi 2 bagian :
-Bagian operasional : keuangan, pemasaran;
-Bagian yang mengerjakan bisnis utama (produksi).
Pemimpin di tiap bagian harus bisa diajak berkoalisi/bersinergi dengan baik.
3.Develop a clear shared vision / Ciptakan visi yang harus bisa dibagikan;
4.Communicate the vision / Komunikasikan visi;
5.Empowered
people to act on the vision / Berdayakan orang lain untuk bertindak
sesuai visi. Kalau ada yang belum optimal, harus bisa segera
dioptimalkan.
Untuk itu perlu ada team yang disebut dengan “Agent of Change”, yang mengatur supaya point 1 – 5 dapat terlaksana.
6.Create short term wins – mencatat kemenangan-kemenangan
/ prestasi-prestasi jangka pendek, supaya bisa dilihat , dan dirasakan
perubahan-perubahan yang telah berhasil dilaksanakan;
7.Consolidate and build on the gains / Konsolidasikan perbaikan dan hasilkan lebih banyak perubahan.
Kemenangan-kemenangan
jangka pendek perlu didorong lagi sebagai sebuah langkah perbaikan, dan
tambahkan tujuan-tujuan untuk perubahan lebih banyak lagi;
8. Institutionalize the change / melembagakan pendekatan yang baru tersebut.
Ini sama dengan teori Kurt Lewin : setelah melakukan perubahan, kita lakukan refreeze.
Sekian pemahaman saya, terimakasih.
Salam Entrepreneur,
Nani
0 komentar:
Posting Komentar